FaktaIndonesia.id - Seorang pria bersenjatakan sebilah pedang mengamuk di Gereja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta, Mingg (11/2/2018)...
FaktaIndonesia.id - Seorang pria bersenjatakan sebilah pedang mengamuk di Gereja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta, Mingg (11/2/2018).
Peristiwa tersebut terjadi saat umat sedang melakukan ibadah misa sekitar pukul 07.15.
Kapolres Sleman, AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim menjelaskan, terdapat lima korban akibat kejadian ini.
"Empat orang (korban) dari gereja, satu anggota saya (polisi)," ujar Firman.
Lantas siapa orang yang nekat berbuat hal demikian? Berikut TribunJabar.id himpun 6 fakta penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman:
1. Kronologi
Ketua Gereja Santa Lidwina, Soekatno mengatakan, pelaku penyerangan memasuki gereja saat misa hendak dimulai.
"Pada saat itu sedang perayaan Ekaristi baru dimulai setelah perarakan nyampe di depan altar kita jengkeng. Setelah itu saya meletakan injil di depan altar. Lantas setelah itu dari belakang terdengar teriakan gemuruh sudah banyak yang kena bacok," ujarnya, dikutip dari Tribun Jogja.
Pelaku kemudian berlari ke bagian altar gereja.
Selain melukai jemaah, pelaku juga menyerang Pastor Karl-Edmund Prier SJ, biasa dipanggil Romo Prier.
Melansir dari Kompas.com, seorang umat kemudian menghubungi aparat kepolisian.
Umat lainnya berupaya mengepung pelaku. Pintu-pintu gereja ditutup agar pelaku tidak melarikan diri.
Ketika polisi tiba di lokasi, pelaku tak mau menyerahkan diri. Pelaku malah menyerang seorang petugas.
Akhirnya polisi melepaskan tembakan untuk melumpuhkan pelaku.
"Pelaku dilumpuhkan dengan ditembak di kaki kanan dan kiri. Saat ini ia dirawat di RS Bhayangkara," ujar Firman.
2. Identitas Pelaku
Melansir dari Kompas.com, pelaku penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman diketahui bernama Suliaono yang merupakan warga Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut Kapolres Kapolres Sleman AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim, pelaku kerap berpindah-pindah tempat tinggal selama berada di Yogyakarta.
Kini, pihak kepolisian masih mencari tempat tinggal terakhir pelaku.
Informasinya tinggalnya pindah-pindah, kami masih menyelidiki di mana dia tinggal. Kami juga akan periksakan psikologisnya," ujarnya.
3. Kondisi Korban
Sejumlah korban penyerangan masih dalam kondisi sadar saat dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih.
Hal tersebut disampaikan oleh Staff Humas Rumah Sakit Panti Rapih, Sugeng.
"Kondisi pasien sendiri saat dilarikan ke rumah sakit masih sepenuhnya sadar," ujarnya.
"Pasien sedang mendapatkan perawatan karena mengalami luka sabetan, tadi dilakukan scanning di radiologi untuk mengecek luka pasien," tambahnya.
Sementara itu, seorang yang mengantarkan korban ke Rumah Sakit Panti Rapih, Aris Bawanta mengatakan, ada dua korban yang menjalani operasi.
"Ada dua orang yang dioperasi, romo dan pak Yohanes, kalau yang lainya hanya luka ringan," ujarnya.
Romo Etmund mengalami luka pada bagian kepala dan belakang badannya, sedangkan Yohanes mengalami luka sobek di dahi.
Sementara itu kerabat korban, Romo Madya Utama mengatakan hingga saat ini kondisi korban masih stabil.
"Kondisi Romo tadi masih bisa bercerita saat saya temui, Pak Yohanes juga masih stabil keadaanya," terang Romo Madya Utama.
4. Pelaku Dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara
Seusai dilumpuhkan petugas, pelaku dibawa ke Rumah Sakit UGM, Sleman.
Namun, pelaku kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara demi keamanan.
"Kami pindahkan ke RS Bhayangkara demi keamanan," ujar Karo ops Polda DIY, Kombes Iman Prijantoro SH, Minggu (11/02/2018).
5. Buya Syafi'i Meradang
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengaku kecewa terkait penyerangan di Gereja Santa Lidwina.
Pascapenyerangan, Syafii langsung mengunjungi lokasi kejadian. Kebetulan, lokasi kejadian dengan kediamannya tidak terlalu jauh.
"Sangat menyesalkan. Ini sangat melukai Indonesia," ujarnya.
"Ini biadab. Ini harus dicari betul siapa sebenarnya orang ini, saya percaya Polisi bisa bergerak cepat mengungkap ini," tambahnya.
Sumber: Tribunnews.com