FAKTA INDONESIA - Peredaran DVD terkait komunisme ternyata hampir merata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Oleh karena itu, masyarakat...
FAKTA INDONESIA - Peredaran DVD terkait komunisme ternyata hampir merata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing dengan peredaran DVD teresebut.Seperti di Kecamatan Nglipar, ada tiga desa yang mendapatkan paket kiriman barang yang dikirimkan oleh Sehat Bersama Falun Dafa yang beralamatkan di Jalan Kaliurang Kilometer 6 A.12, Sinduadi, Mlati, Sleman berisi satu buah majalah dan dua selebaran kecil mengenai kesehatan. Sementara sisanya berupa tiga keping DVD yang bertuliskan sembilan komentar terkait Partai Komunis.
"Ada tiga desa di wilayah kami yang ditemukan paket serupa," kata Kapolsek Nglipar AKP Kasiwon, Kamis (16/3/2017)
Adapun kronologi penemuan paket tersebut berawal dari anggota Bhabinkamtibmas Desa Nglipar, Bripka Jumiyo yang tengah menyambangi kantor Pemerintah Desa Nglipar pada Rabu 15 Maret 2017. Saat itu, di desa ada paket pos yang datang, ketika dibuka, paket kiriman barang tersebut berisi satu buah majalah dan dua selebaran kecil mengenai kesehatan.
Ssanya berupa tiga keping DVD yang bertuliskan sembilan komentar terkait partai komunis. "Kami belum mengetahui isinya apa, karena ada udul yang tertera dan topiknya mengenai hal yang sensitif, kami langsung amankan untuk mencegah keresahan di masyarakat," ucapnya.
Dari informasi yang diperolehnya, paket tersebut sudah tersebar di 42 Desa, di sembilan Kecamatan di Gunungkidul. "Saat ini sudah dilaporkan ke Polres untuk ditindaklanjuti," sambungnya.
Sementara Komandan Kodim 0730/GK Letnan Kolonel Muhammad Taufik Hanif mengungkapkan, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak resah dan terprovokasi adanya peredaran video tersebut. "Masyarakat harus tetap waspada, tidak mudah terhasut dan terprovokasi,” kata Taufik
Ia mengaku sudah melihat video tersebut. Secara garis besar dia mengungkapkan video itu berisikan tentang partai komunis. Ia pun berusaha melakukan penyelidikan bersama Polres Gunungkidul, terutama berkaitan dengan motif dan tujuan pengirman kaset tersebut ke desa-desa.
Sebelumnya Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie berjanji akan menyerahkan dokumen tragedi 98 kepada Presiden Jokowi. BJ. Habibie tidak mengetahui permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini sehingga penyelesaian peristiwa Mei tahun 1998 masih tersendat.
Habibie meminta keluarga dan pendamping korban peristiwa tersebut untuk mengumpulkan dokumen-dokumen tragedi kemanusiaan tersebut.
"Nanti serahkan dokumennya ke Komnas Perempuan, saya yang sampaikan langsung ke Presiden Jokowi," kata Habibie dalam acara bertajuk Pidato Kebangsaan di Lokasi Pemakaman Massal Korban Tragedi Mei 98, di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, pada Senin 8 Mei 2017.
Acara itu diadakan oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Habibie diundang karena dianggap sebagai tokoh yang mau mendengarkan dan menanggapi keresahan para korban.
Habibie juga dinilai sebagai tokoh yang menolak kekerasan, menyatakan permintaan maaf kepada korban, dan mengupayakan pembentukan tim pencari fakta ketika menjabat Presiden RI.
Menurut Habibie, penyelesaian tidak dilakukan di masa jabatan pemerintahnya dengan alasan persatuan bangsa. Saat itu bangsa Indonesia masih dalam masa transisi.
"Dari sistem otoriter ke demokrasi," ujar Habibie.
Baca juga: Saat Nyaring Suara Ganyang Ch*na, Ganyang Ahok, Begini Cerita Kepedihan Tragedi 98, Kicauan Memilukan Wanita Ini Menjadi Viral...
Menurutnya jika dipaksakan kondisi Indonesia akan seperti Uni Soviet yang akan terpecah. Negara adidaya ini pecah menjadi 17 negara saat transisi. Padahal mereka tidak semajemuk Indonesia.
"Prediksi bisa terpecah 20-30 negara jika kita paksakan," ujarnya.
Habibie juga mengkritik mereka yang ingin menganti ideologi dengan berbasiskan agama. Pancasila merupakan ideologi persatuan kita. Agama harus bersinergi dengan budaya yang majemuk. "Keyakinan yang bernama NKRI," katanya.
Baca juga: Orang Jujur Seperti AHOK Dipenjara, Begini Sindiran Tajam Ansari Azhar: Jangan Bercita-cita jadi orang Jujur!
Tragedi Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Jakarta dan beberepa daerah lain pada 13-15 Mei 1998. Satu hari sebelumnya, empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
Presiden Soeharto kemudian mengundurkan diri digantikan oleh BJ Habibie yang saat itu menjabat Wakil Presiden Indonesia.
Baca juga: Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98, Bakal Ada yang Kejang-kejang Jelang Pilpres 2019
Ketua Komnas Perempuan Azriana mengungkapkan ada dua hal yang melekat dari tragedi Mei 98. Pertama, kekerasan seksual kepada etnis Tionghoa. Kedua, tewasnya sejumlah orang yang dikondisikan masuk ke dalam pertokoan yang kemudian dibakar. (okezone/tempo.co/FAKTAINDONESIA)
Baca juga: Anti AHOK Panik! Sampai Lakukan ini untuk Hentikan Dukungan Masyarakat Indonesia untuk AHOK
