FAKTA INDONESIA - Pasca kemenangan Anies-Sandi pada Pilgub DKI Jakarta, kian santer hembusan yang menyatakan bahwa bukan hanya Prabowo yan...
FAKTA INDONESIA - Pasca kemenangan Anies-Sandi pada Pilgub DKI Jakarta, kian santer hembusan yang menyatakan bahwa bukan hanya Prabowo yang berperan dalam mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, tetapi Jusuf Kalla juga berperan mendorong Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur DKI.Peran Jusuf Kalla ini dibeberkan oleh Zulkifli Hasan sebagai Ketua PAN dan kemudian juga dibenarkan oleh Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Mengapa peran Jusuf Kalla ini dibeberkan oleh mereka? Apakah benar pengungkapan ini ditujukan untuk meredam kekuatan Prabowo untuk maju Pilpres 2019 seperti yang diungkapkan oleh Peneliti Lingkaran Survei Indonesia Adjie Alfaraby?
“Kalau saya melihat ini upaya mengimbangi popularitas Prabowo. Panggung Prabowo kan begitu kuat pasca Anies menang dan ada upaya meredam. Ketika Anies menang, persepsi publik yang terbangun ini kan prestasinya Prabowo karena dia dianggap mengusung calon di luar kader partai kemudian dianggap ketua umum yang berani merekrut calon terbaik yang diinginkan publik,” kata Adjie dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (5/5/2017).
Jika benar pengungkapan keterlibatan Jusuf Kalla dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah untuk menghambat Prabowo mencalonkan diri pada Pilpres tahun 2019 nanti, tentu sangat kasihan sekali Prabowo ini.
Bukankah Prabowo sudah menyatakan bahwa jika menghendaki dirinya mencalonkan diri pada Pilpres 2019 nanti maka pendukungnya harus memenangkan pasangan Anies-Sandi. Dan sekarang Anies-Sandi sudah memenangkan Pilgub DKI Jakarta, berarti Prabowo akan mencalonkan diri menjadi Capres pada tahun 2019 nanti.
Dengan kemenangan Anies-Sandi membuat Prabowo lebih yakin untuk maju pada Pilpres 2019. Karena Prabowo yakin akan memenangkan Pilpres yang akan datang, karena strategi yang diterapkan pada pasangan Anies-Sandi juga akan diterapkan pada Pilpres 2019 nanti. Bayang-bayang kemenangan sudah dirasakan oleh Prabowo. Apalagi selama ini masyarakat tahu bahwa kemenangan Anies-Sandi adalah berkat dari keterlibatan Prabowo. Peran Prabowo sangat besar, karena dia yang mencalonkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno melalui Partai Gerindra yang berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Semua orang tahu bahwa Prabowolah dibelakang kemenangan ini.
Dan tiba-tiba kini muncul nama Jusuf Kalla. Jusuf Kalla ikut berperan langsung dalam pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta. Ini mengisyaratkan bahwa bukan hanya Prabowo yang berperan dalam kemenangan Anies-Sandi tetapi masih ada seseorang yang bernama Jusuf Kalla. Dengan munculnya nama Jusuf Kalla tentu akan membuat peran Prabowo menjadi tidak dominan lagi. Inilah yang diharapkan oleh Zulkifli Hasan dan Romahurmuziy agar masyarakat tidak terfokus pada diri Prabowo. Mungkin ini yang ingin mereka katakan kepada masyarakat, “Bukan hanya Prabowo lho yang memenangkan Anies-Sandi, tapi ada sosok Jusuf Kalla.”
“Karena begitu kuatnya panggung Prabowo. Kenapa begitu banyak mengklarifikasi hal ini sampai Pak JK sendiri. Mungkin saja ingin membuka wacana ke publik bahwa tidak hanya Prabowo yang berperan,” kata Adjie.
“Saya pikir memang banyak pihak yang tidak nyaman dengan munculnya Prabowo di balik kemenangan Anies-Sandi. Saya kira bukan hanya Pak Jokowi tapi juga kelompok lainnya tapi dengan munculnya dominasi Prabowo memang sangat berpengaruh pada konstelasi Pilpres 2019,” pungkasnya.
Kalau saja benar apa yang telah diungkapkan oleh Adjie ini, sungguh kasihan sekali Prabowo. Dia yang bersusah payah mengusung Anies-Sandi pada Pilgub DKI ini, kini hasil jerih payahnya diklaim oleh orang lain. Sedangkan pihak yang mengklaim tidak berhak untuk mengusung Cagub. Dan pihak tersebut justru ingin mengelimir keterlibatan Prabowo.
Apakah ada pihak lain yang juga ingin mencalonkan diri pada Pilpres 2019 sehingga mulai sekarang mereka mencoba untuk menghambat dominasi kekuatan Prabowo? Agar kekuatan Prabowo tidak makin membesar hingga 2019 nanti. Dan mulai sekarang kekuatan Prabowo pelan-pelan harus ‘dimatikan’ agar tidak semakin membesar dan akan sangat sulit untuk ditaklukkan nantinya.
Anies-Sandi belum dilantik saja, Prabowo sudah dimakan oleh temannya sendiri. Ternyata koalisi politik tidak memandang kawan, yang ada hanya kepentingan pribadi. Jika saya diuntungkan maka akan saya dukung, begitu juga sebaliknya. Harapan Prabowo untuk maju pada Pilpres 2019 ternyata kini dihambat sendiri oleh koleganya sendiri. Kasihan.
Oleh: Daniel Setiawan, Seword.com
