FAKTA INDONESIA - Beberapa hari lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuai kritik keras dari anggota Komisi Nasional Hak...
FAKTA INDONESIA - Beberapa hari lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuai kritik keras dari anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Kritik tersebut dilayangkan oleh anggota Komnas HAM Natalius Pigai dalam pernyataannya di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Minggu 30 April silam.
Menurut Pigai, semua orang juga bisa menenggelamkan kapal ilegal dan sebaiknya Susi fokus kepada pertumbuhan ekonomi serta kontribusi sektor perikanan.
"Kebijakan yang salah, tidak berorientasi di sektor laut, lebih kepada menenggelamkan malam, orang bodoh juga bisa," ungkap Pigai.
Pernyataan Pigai tersebut 'diadukan' salah seorang pengguna jejaring sosial Twitter dengan cara 'mention' ke akun Twitter milik Susi Pudjiastuti, @susipudjiastuti.
"Cc @susipudjiastuti Komisioner Komnas HAM Sindir Menteri Susi: Orang Bodoh Juga Bisa Tenggelamkan Kapal," kicau akun @Maliqfys.
Tak hanya itu, akun @Maliqfys juga melampirkan pranala dari laman berita yang menyoroti pernyataan anggota Komnas HAM tersebut.
Siapa nyana, unggahan tersebut dijawab oleh akun @susipudjiastuti dengan komentar yang sangat menohok.
"I never claim I am smart, so??? So far I remember I always mention I am a minister with the lowest education," cuit akun @susipudjiastuti.
(Saya tidak pernah mengklaim diri saya pintar, lalu? Lagipula, sejauh ini, seingat saya, saya selalu bilang kalau saya adalah seorang menteri dengan tingkat pendidikan paling rendah--RED).
Lalu, kicauan tersebut dilanjutkan kembali oleh akun @susipudjiastuti.
"Seseorang menghibur: bodoh itu masih lebih baik. Daripada seorang yang tidak pernah tahu apa yg dia tidak tahu; dan tidak pernah mau tahu," cuit akun @susipudjiastuti.
Siapa sangka, jawaban menohok tersebut disambut pujian dari para netizen, khususnya para follower Susi.
"@susipudjiastuti @Maliqfys Lebih bodoh lagi orang yg sudah tertangkap, kapalnya malah disita," kicau akun @GayPemula11.
"@susipudjiastuti @Maliqfys you are not just smart but undoubtedly genius!!" cuit akun @ndamelda.
"@susipudjiastuti @Maliqfys Sm spt "maling" kl ngaku penjara penuh. Demikian jg bu @susipudjiastuti kl ngaku pinter rumah sakit jiwa bakal penuh sm "mereka" yg sirik :)," kicau akun @mellykwan15.
"@susipudjiastuti @Maliqfys You have the best anwer for that stupid low class statement, Madame! Proud of You!" cuit akun @ronnyira1.
"@susipudjiastuti @Maliqfys Jangan Menyerah Bu, nyinyir tanda tak mampu, yg berpendidikan tinggi banyak, dan banyak yg tidak mampu berbuat apa2, You Never Walk Alone," kicau akun @andiirawa_N.
"@susipudjiastuti @Maliqfys Saya bangga dg ibu @susipudjiastuti walau hanya SMP, tidak sombong & apa adanya. Tapi mampu memegang tugasnya yg penuh tanggung jawab," cuit akun @Jayabay19479190.
Dibilang bodoh
Selama dua setengah tahun pemerintahan Jokowi-JK, sosok Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sangat dikenal masyarakat luas.
Kiprah Susi terus disorot karena suka menenggelamkan kapal ilegal.
Anggota Komnas HAM Natalius Pigai menyindir cara kerja Menteri Susi.
Menurut Pigai, semua orang juga bisa melakukan penenggelaman kapal.
"Kebijakan yang salah, tidak berorientasi di sektor laut, lebih kepada menenggelamkan malam, orang bodoh juga bisa," ungkap Pigai di Gedung Joeang 45, Jakarta, Minggu (30/4/2017).
Menurut Pigai sebaiknya Menteri Susi fokus kepada pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor perikanan daripada hanya menenggelamkan kapal.
Mengacu data Badan Pusat Statistik, Pigai mengatakan kontribusi sektor kelautan dan perikanan sangat kecil hanya Rp 900 miliar untuk APBN.
"Dari APBN Rp 2 triliun sangat naif, Indonesia jadi poros maritim, kontribusinya sektor perikanan cuma Rp 900 miliar," kata Pigai.
Pigai menilai sektor perikanan sangat buruk pengelolaannya di tangan Menteri Susi.
Hal yang dinilai salah menurut Pigai adalah pelarangan nelayan menggunakan cantrang.
"Orang kampung kalau dikasih granat juga bisa tenggelamkan sampan-sampan sampai kapal," sindir Pigai. (tribunnews.com/FAKTAINDONESIA)