FAKTA INDONESIA - Dear Fadli Zon wakilku, Ijinkan saya memanggil namamu saja, tanpa embel-embel bapak - sebab kamu wakil rakyat. Sedangka...
FAKTA INDONESIA - Dear Fadli Zon wakilku,
Ijinkan saya memanggil namamu saja, tanpa embel-embel bapak - sebab kamu wakil rakyat. Sedangkan aku adalah rakyat, jadi kamu hanya wakilku. Kamu yang seharusnya memanggilku bapak, sebab aku pemimpinmu. Titip sampaikan pesan awalku ini pada semua temanmu di Senayan.
Fadli, kamu berkata agar pendukung Ahok move on paska vonis 2 tahun terhadap Ahok. Tolong sadarlah, ucapanmu itu bukan cuma salah besar, tapi terlalu menganggap enteng Ahokers (baca : rakyat). Kamu juga bilang agar kami menghormati proses hukum. Fadli, jika kami tak menghormatinya - maka gerakan kami akan liar, intimidatif dan kasar. Bukankah gerakan kami beradab ?
Bagi Ahokers - move on itu berlandaskan cinta - bukan benci seperti mereka para pembenci Ahok. Karena berlandaskan cinta, maka move on Ahokers mengalami transformasi dahsyat namun indah - menjadi : movement. From move on to movement. Sedangkan move on yang berlandaskan benci, tak akan pernah mengalami transformasi - hanya gerak jalan dan ribut di tempat.
Fadli, sadarkah kamu? Yang terjadi sekarang ini adalah 'people power' - tapi beradab. Fadli, melihatkah kamu? Yang terjadi sekarang ini adalah Kebangkitan Nasional 2017. Dan Ahok hanyalah simbol moral dari kebangkitan itu, yakni kesadaran berbangsa Ahokers atau rakyat untuk bebas dari penjajahan kelompok status quo yang ingin melestarikan SARA, ketidakadilan, democrazy, intoleransi, kemunafikan, bejad moral birokrasi korup dan bahkan radikalisme.
Itulah yang sekarang terjadi. Jadi jangan sembarangan bilang "move on" kepada Ahokers atau rakyat. Move on kami sudah jadi movement, gerakan moral (rakyat) yang tak akan bisa dibendung siapapun. Move on kami bukan move on cengeng dari mantan kekasih karena putus cinta. Move on kami bukan move on kolokan dari mantan penguasa karena putus kuasa. Bukan.
Move on kami adalah perubahan yang transformatif, menuju bentuk yang lebih tinggi - yang menjilma menjadi movement. Revolusi Bunga (kamu sempat kecipratan satu karangan bunga kan, ngeri-ngeri sedap ?), Revolusi Lilin, Revolusi Balon, dan semua gelombang gerakan rakyat di seluruh pelosok negeri (bahkan luar negeri) belakangan ini adalah "Revolusi Cinta" rakyat terhadap pemimpinnya yang benar dan bersih. Contohnya adalah Ahok yang jadi martir dan Jokowi yang sedang berjuang tulus namun sering dijahili dan direcoki.
Jadi jangan ajari kami tentang move on. Daripada kamu menceramahi kami soal move on yang ternyata salah, kenapa bukan kamu yang move on dan jadi mendukung kami? Bukankah tugasmu sebagai wakil kami untuk mendukung gerakan rakyat yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran?
Baca juga: Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98, Bakal Ada yang Kejang-kejang Jelang Pilpres 2019
Sebagai rakyat sebetulnya kami bisa saja memberi perintah padamu untuk mendukung kami, sebab gajimu kami yang bayar. Tapi biarlah kami menunggu kesadaranmu saja. Toh kamu sudah dewasa.
Baiklah akan kuakhiri suratku ini. Semoga kamu bisa menerima pesan surat ini dengan penuh cinta, bukan benci - sehingga kamu bisa paham arti move on yang benar.
PS : Jika kamu bisa mengunjungi Abu Bakar Baasyir, kenapa kamu tak menengok Ahok ?
Salamku,
Herry Tjahjono, rakyat NKRI.