FAKTA INDONESIA - Entah sudah berapa hari Rizieq pergi ke Arab Saudi dan tidak kunjung kembali, entah kapan baru kembali dan entah bagaima...
FAKTA INDONESIA - Entah sudah berapa hari Rizieq pergi ke Arab Saudi dan tidak kunjung kembali, entah kapan baru kembali dan entah bagaimana kelanjutannya. Beberapa hari belakangan, berita mengenai Rizieq seolah tak ada habisnya menghiasi media massa maupun media sosial, menyalip kepopuleran Ahok yang kini sedang di penjara.
Berbagai alasan Rizieq pergi ke luar negeri. Awalnya dikabarkan mendapat undangan dari Raja Salman untuk ibadah umroh, lalu kabarnya karena kaca rumahnya ditembak sniper, lalu terakhir terkuak ternyata kabur karena kasus chat sex hingga kalang kabut ingin meminta bantuan pada PBB dan mahkamah internasional dengan alasan merasa dikriminalisasi.
Mengenai rencana minta bantuan PBB atau mahkamah internasional, saya hanya bisa geleng-geleng sambil tertawa. Sejak kapan mereka mengurusi masalah beginian? Setahu saya mahkamah internasional mengurusi sengketa antar negara atau sengketa berskala besar, dan kejahatan universal yaitu genosida, kejahatan perang, agresi, dan kejahatan kemanusiaan yang sifat luas dan masif. Masa mereka mau mengurusi masalah kasus chat sex Rizieq? PBB juga rasanya tak mungkin mengurusi beginian. Terlalu kecil dan membuang-buang waktu untuk kasus demikian. Tapi ya itu hak dia, silakan cari perlindungan. Toh ini juga efek dari apa yang dia lakukan sendiri. Sekarang gilirannya mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuatnya selama ini.
Rizieq sudah ditunggu kapan pulang, apakah cukup gentleman menghadapi kasusnya. Dan rasanya sulit untuk tidak membandingkan apa yang dilakukan Rizieq dibandingkan dengan Ahok. Ahok jantan hadapi kasusnya, tidak lari, tidak mangkir dan siap jalani hukumannya selama 2 tahun. Tapi Rizieq adalah pasangan yang saling melengkapi. Maksudnya bertolak belakang. Sering mangkir, beraninya hanya mengandalkan massa pengikutnya, dan ternyata lari ke luar negeri. Ini bukan gentleman sih, tapi, ah sudahlah. Biar publik yang menilai sendiri seperti apa Rizieq. Dan tolong jangan tanyakan pada gerombolan pengikutnya, karena apa pun yang terjadi, Rizieq adalah mulia di mata mereka.
Kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri KH Anwar Iskandar meminta Rizieq pulang ke tanah air. Sebagai ulama, Rizieq diminta memberi contoh menghormati proses hukum. Ditemui usai mengikuti apel kebangsaan peringatan Hari Lahir Ansor di lapangan Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Anwar Iskandar mengatakan apa yang dilakukan Rizieq Syihab dengan menolak panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan tak bisa dibenarkan.
“Kalau tidak salah saya pikir dia harus gentle, apalagi membawa nama ulama,” kata Kiai Anwar, Sabtu 20 Mei 2017. Ulama ini mengatakan Rizieq harus memberi contoh dan tauladan kepada pengikutnya dalam penegakkan hukum yang baik. Jika Rizieq pulang dan memenuhi panggilan polisi, akan terbuka dengan sendirinya apakah tudingan yang disangkakan kepadanya benar atau tidak. Hal itu juga tidak akan membingungkan umat yang selama ini menjadikan Rizieq sebagai panutan.
Rizieq sebenarnya dalam kondisi terjepit. Mau pulang tapi selalu dihantui dengan ilusi kriminalisasi yang dibuatnya sendiri. Tidak pulang, sudah pasti akan membuat publik menilai tidak baik, belum lagi bully yang banyak tak terkira. Sudah banyak di media sosial yang berkomentar pedas mengenai Rizieq, yang menilai dirinya tidak berani menghadapi kasusnya sendiri. Dalam kondisi terjepit seperti ini, wajar meminta perlidungan pihak lain seperti PBB, itu pun kalau berita ini benar. Tapi yang jelas banyak yang menilai bahwa Rizieq berani hanya pada ucapannya, tapi praktiknya tidak lulus. Dulu ketika Ahok dijadikan tersangka, Rizieq begitu ngotot meminta agar Ahok segera ditahan, agar tidak kabur keluar negeri dan tidak menghilangkan barang bukti. Kenyataannya hari ini kita tahu Rizieq tidak sanggup melaksanakan apa yang selama ini dia koar-koarkan. Sungguh, ini ibarat Rizieq menampar dan menelanjangi dirinya sendiri.
Lagipula Rizieq mau mengelak sampai kapan? Belum lagi berbagai kasus-kasus lainnya yang sedang menunggu. Keluar dari satu labirin akan ditunggu labirin berikutnya. Sebenarnya simpel seperti yang dikatakan kiai Anwar, Rizieq pulang dan berani jalani pemeriksaan. Kalau memang tidak terlibat ngapain takut. Kriminalisasi ulama sepertinya terlalu dipaksakan supaya bisa dijadikan alasan untuk keluar negeri. Telalu banyak menabur angin berkali-kali hingga sekarang sudah menjadi tornado. Maklum Rizieq pusing dan tak mau pulang.
Bagaimana menurut Anda?
Oleh: XHardy, Seword.com
Berbagai alasan Rizieq pergi ke luar negeri. Awalnya dikabarkan mendapat undangan dari Raja Salman untuk ibadah umroh, lalu kabarnya karena kaca rumahnya ditembak sniper, lalu terakhir terkuak ternyata kabur karena kasus chat sex hingga kalang kabut ingin meminta bantuan pada PBB dan mahkamah internasional dengan alasan merasa dikriminalisasi.
Mengenai rencana minta bantuan PBB atau mahkamah internasional, saya hanya bisa geleng-geleng sambil tertawa. Sejak kapan mereka mengurusi masalah beginian? Setahu saya mahkamah internasional mengurusi sengketa antar negara atau sengketa berskala besar, dan kejahatan universal yaitu genosida, kejahatan perang, agresi, dan kejahatan kemanusiaan yang sifat luas dan masif. Masa mereka mau mengurusi masalah kasus chat sex Rizieq? PBB juga rasanya tak mungkin mengurusi beginian. Terlalu kecil dan membuang-buang waktu untuk kasus demikian. Tapi ya itu hak dia, silakan cari perlindungan. Toh ini juga efek dari apa yang dia lakukan sendiri. Sekarang gilirannya mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuatnya selama ini.
Rizieq sudah ditunggu kapan pulang, apakah cukup gentleman menghadapi kasusnya. Dan rasanya sulit untuk tidak membandingkan apa yang dilakukan Rizieq dibandingkan dengan Ahok. Ahok jantan hadapi kasusnya, tidak lari, tidak mangkir dan siap jalani hukumannya selama 2 tahun. Tapi Rizieq adalah pasangan yang saling melengkapi. Maksudnya bertolak belakang. Sering mangkir, beraninya hanya mengandalkan massa pengikutnya, dan ternyata lari ke luar negeri. Ini bukan gentleman sih, tapi, ah sudahlah. Biar publik yang menilai sendiri seperti apa Rizieq. Dan tolong jangan tanyakan pada gerombolan pengikutnya, karena apa pun yang terjadi, Rizieq adalah mulia di mata mereka.
Kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri KH Anwar Iskandar meminta Rizieq pulang ke tanah air. Sebagai ulama, Rizieq diminta memberi contoh menghormati proses hukum. Ditemui usai mengikuti apel kebangsaan peringatan Hari Lahir Ansor di lapangan Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Anwar Iskandar mengatakan apa yang dilakukan Rizieq Syihab dengan menolak panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan tak bisa dibenarkan.
“Kalau tidak salah saya pikir dia harus gentle, apalagi membawa nama ulama,” kata Kiai Anwar, Sabtu 20 Mei 2017. Ulama ini mengatakan Rizieq harus memberi contoh dan tauladan kepada pengikutnya dalam penegakkan hukum yang baik. Jika Rizieq pulang dan memenuhi panggilan polisi, akan terbuka dengan sendirinya apakah tudingan yang disangkakan kepadanya benar atau tidak. Hal itu juga tidak akan membingungkan umat yang selama ini menjadikan Rizieq sebagai panutan.
Rizieq sebenarnya dalam kondisi terjepit. Mau pulang tapi selalu dihantui dengan ilusi kriminalisasi yang dibuatnya sendiri. Tidak pulang, sudah pasti akan membuat publik menilai tidak baik, belum lagi bully yang banyak tak terkira. Sudah banyak di media sosial yang berkomentar pedas mengenai Rizieq, yang menilai dirinya tidak berani menghadapi kasusnya sendiri. Dalam kondisi terjepit seperti ini, wajar meminta perlidungan pihak lain seperti PBB, itu pun kalau berita ini benar. Tapi yang jelas banyak yang menilai bahwa Rizieq berani hanya pada ucapannya, tapi praktiknya tidak lulus. Dulu ketika Ahok dijadikan tersangka, Rizieq begitu ngotot meminta agar Ahok segera ditahan, agar tidak kabur keluar negeri dan tidak menghilangkan barang bukti. Kenyataannya hari ini kita tahu Rizieq tidak sanggup melaksanakan apa yang selama ini dia koar-koarkan. Sungguh, ini ibarat Rizieq menampar dan menelanjangi dirinya sendiri.
Lagipula Rizieq mau mengelak sampai kapan? Belum lagi berbagai kasus-kasus lainnya yang sedang menunggu. Keluar dari satu labirin akan ditunggu labirin berikutnya. Sebenarnya simpel seperti yang dikatakan kiai Anwar, Rizieq pulang dan berani jalani pemeriksaan. Kalau memang tidak terlibat ngapain takut. Kriminalisasi ulama sepertinya terlalu dipaksakan supaya bisa dijadikan alasan untuk keluar negeri. Telalu banyak menabur angin berkali-kali hingga sekarang sudah menjadi tornado. Maklum Rizieq pusing dan tak mau pulang.
Bagaimana menurut Anda?
Oleh: XHardy, Seword.com