FAKTA INDONESIA - Isu penistaan agama memang nampak untuk menjegal Ahok. Namun itu bukan tujuan utama. Tujuan utama adalah melengserkan Jo...
FAKTA INDONESIA - Isu penistaan agama memang nampak untuk menjegal Ahok. Namun itu bukan tujuan utama. Tujuan utama adalah melengserkan Jokowi. Silahkan jika ada yang tidak sepakat. Namun, gelagat ke arah itu sudah semakin terlihat.
Jika memang membela agama, mengapa justru Jokowi yang didemo? Jika memang membela agama, mengapa Fadli Zon dan Fahri Hamzah ikut demo? Seumur-umur saya baru melihat ada anggota DPR yang terlihat begitu religius dan ikut demo membela agama.
Kekalahan Ahok di Pilkada, serta vonis 2 tahun seolah-olah sebuah kekalahan kubu Jokowi dan Ahok. Banyak yang meragukan Jokowi akan menang di Pilpres 2019 dengan kekalahan Ahok di Pilkada.
Namun, seperti yang sering kita lihat, Jokowi adalah pakar taktik yang sangat ulung. Strateginya kasat mata. Seolah-olah Jokowi diam, padahal dirinya melakukan sesuatu. Tahu-tahu kita melihat hasil kerja Jokowi tanpa melihat bentuk kerjanya seperti apa.
Kekalahan Ahok justru membuat Jokowi berhasil menumbangkan satu-satu lawan-lawan politiknya. Orang-orang yang merecoki Jokowi perlahan-lahan tiarap. Langkah mereka untuk terus menyerang Jokowi tersendat.
Langkah pertama Jokowi adalah membubarkan HTI. Keberadaan HTI sebenarnya tidak terlalu dirisaukan. Kekuatan HTI terhitung kecil. Hanya saja, HTI sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum politik sebagai kendaraan mengkudeta Jokowi. hal ini yang disadari oleh Jokowi. oleh karena itu, tidak sedikit politikus yang kebakaran jenggot melhat HTI dibubarkan, seperti Fahri Hamzah. Padahal, sudah jelas-jelas HTI menolak Pancasila. Sebagai anggota DPR, sudah selayaknya mendukung kebijakan pemerintah, namun sebaliknya justru melemahkan.
Jokowi sangat tepat membubarkan HTI sebelum pembaacaan vonis Ahok. Jika HTI dibubarkan setelah Ahok divonis, maka hampir pasti akan muncul pendapat bahwa pembubaran HTI adalah bentuk balas dendam atas vonis Ahok.
Salah satu orang yang gemar menyerang dan mencaci maki Jokowi adalah Rizieq. Entah ini skenario Jokowi atau memang sudah takdirnya seperti itu, Rizieq sedang dalam posisi tiarap. Jangankan berteriak lantang menyerang Jokowi, mempertahankan dirinya agar tidak masuk penjara saja sudah susah. Rizieq sampai kabur ke Arab Saudi karena takut dipenjara. FPI pun jadi ormas yang limbung bagaikan anak ayam kehilangan induk.
Ancaman HTI dan FPI saat ini sudah bisa dikesampingkan. Jokowi sudah tidak ragu lagi untuk memperlihatkan sikap yang tegas bahkan terhitung keras. Jokowi tidak ragu lagi bilang gebuk jika ada ormas anti pancasila. Jokowi menyadari tidak ada lagi yang berani menyerang Jokowi terang-terangan. HTI sudah tidak punya nyawa, Rizieq dan FPI juga sudah disibukkan menyelamatkan diri dari kejaran hukum.
Kata gebuk yang dilontarkan Jokowi cukup membuat lawan-lawannya ketar-ketir. Jarang Jokowi melontarkan perkataan yang terhitung sadis. Jika Jokowi sudah mengatakan gebuk, itu artinya Jokowi sudah tidak kompromi lagi jika ada ormas yang anti Pancasila serta terindikasi makar.
Lawan-lawan Jokowi yang biasanya selalu nyinyir jika Jokowi mengeluarkan kebijakan atau pernyataan, hanya bungkam. Fadli Zon dan Fahri Hamzah terdiam. Tidak ada lagi ungkapan nyinyir dari Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Mereka menyadari bahwa Jokowi sedang marah dan tidak kompromi. Jika nanti mereka kembali nyinyir, bisa-bisa mereka ditendang dari anggota DPR. Jadi mereka lebih memilih diam.
Disaat lawan-lawan Jokowi bungkam, Amien Rais nyari panggung. Amien Rais terus memberikan komentar miringnya ke Jokowi. Sebelumnya, Amien Rais menuduh Jokowi menyerobot dana haji untuk pembangunan infrastruktur. Padahal, tujuan Jokowi adalah agar pengelolaan haji mendapat untung yang maksimal sehingga bisa membantu pemerintahan. Selanjutnya, Jokowi nyinyir dengan kata gebuk yang dilontarkan oleh Jokowi. Amien Rais berkata:
“(Kata) Gebuk tidak boleh lagi keluar dari lisan seorang presiden apalagi memerintahkan Kapolri untuk tidak banyak pertimbangan. ‘Gebuk saja, kalau ada kelompok yang anti konstitusi, anti NKRI yang memecah belah rakyat’. Wah amat mengagetkan,” ungkap Amien Rais
Luar biasa. Amien Rais merasa dirinya lebih bijak dan pintar dibanding Jokowi. Persis seperti Anies, tiba-tiba Amien sok menjadi orang yang sangat bijaksana dan memiliki anggah-ungguh. Padahal, kita menolak lupa siapa orang dibalik lengsernya Gus Dur.
Berbeda dengan Fahri Hamah dan Fadli Zon yang masih punya kepentingan di DPR, Amien Rais tidak punya posisi lagi di pemerintahan sehingga tak perlu takut untuk terus menyerang Jokowi. Saya berharap, secepatnya Jokowi memiliki taktik jitu untuk membungkan Amien Rais. Jika dibiakan terus, akan berpotensi memicu kegaduhan di Indonesia.
Oleh: Saefudin Achmad, Seword.com
Jika memang membela agama, mengapa justru Jokowi yang didemo? Jika memang membela agama, mengapa Fadli Zon dan Fahri Hamzah ikut demo? Seumur-umur saya baru melihat ada anggota DPR yang terlihat begitu religius dan ikut demo membela agama.
Kekalahan Ahok di Pilkada, serta vonis 2 tahun seolah-olah sebuah kekalahan kubu Jokowi dan Ahok. Banyak yang meragukan Jokowi akan menang di Pilpres 2019 dengan kekalahan Ahok di Pilkada.
Namun, seperti yang sering kita lihat, Jokowi adalah pakar taktik yang sangat ulung. Strateginya kasat mata. Seolah-olah Jokowi diam, padahal dirinya melakukan sesuatu. Tahu-tahu kita melihat hasil kerja Jokowi tanpa melihat bentuk kerjanya seperti apa.
Kekalahan Ahok justru membuat Jokowi berhasil menumbangkan satu-satu lawan-lawan politiknya. Orang-orang yang merecoki Jokowi perlahan-lahan tiarap. Langkah mereka untuk terus menyerang Jokowi tersendat.
Langkah pertama Jokowi adalah membubarkan HTI. Keberadaan HTI sebenarnya tidak terlalu dirisaukan. Kekuatan HTI terhitung kecil. Hanya saja, HTI sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum politik sebagai kendaraan mengkudeta Jokowi. hal ini yang disadari oleh Jokowi. oleh karena itu, tidak sedikit politikus yang kebakaran jenggot melhat HTI dibubarkan, seperti Fahri Hamzah. Padahal, sudah jelas-jelas HTI menolak Pancasila. Sebagai anggota DPR, sudah selayaknya mendukung kebijakan pemerintah, namun sebaliknya justru melemahkan.
Jokowi sangat tepat membubarkan HTI sebelum pembaacaan vonis Ahok. Jika HTI dibubarkan setelah Ahok divonis, maka hampir pasti akan muncul pendapat bahwa pembubaran HTI adalah bentuk balas dendam atas vonis Ahok.
Salah satu orang yang gemar menyerang dan mencaci maki Jokowi adalah Rizieq. Entah ini skenario Jokowi atau memang sudah takdirnya seperti itu, Rizieq sedang dalam posisi tiarap. Jangankan berteriak lantang menyerang Jokowi, mempertahankan dirinya agar tidak masuk penjara saja sudah susah. Rizieq sampai kabur ke Arab Saudi karena takut dipenjara. FPI pun jadi ormas yang limbung bagaikan anak ayam kehilangan induk.
Ancaman HTI dan FPI saat ini sudah bisa dikesampingkan. Jokowi sudah tidak ragu lagi untuk memperlihatkan sikap yang tegas bahkan terhitung keras. Jokowi tidak ragu lagi bilang gebuk jika ada ormas anti pancasila. Jokowi menyadari tidak ada lagi yang berani menyerang Jokowi terang-terangan. HTI sudah tidak punya nyawa, Rizieq dan FPI juga sudah disibukkan menyelamatkan diri dari kejaran hukum.
Kata gebuk yang dilontarkan Jokowi cukup membuat lawan-lawannya ketar-ketir. Jarang Jokowi melontarkan perkataan yang terhitung sadis. Jika Jokowi sudah mengatakan gebuk, itu artinya Jokowi sudah tidak kompromi lagi jika ada ormas yang anti Pancasila serta terindikasi makar.
Lawan-lawan Jokowi yang biasanya selalu nyinyir jika Jokowi mengeluarkan kebijakan atau pernyataan, hanya bungkam. Fadli Zon dan Fahri Hamzah terdiam. Tidak ada lagi ungkapan nyinyir dari Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Mereka menyadari bahwa Jokowi sedang marah dan tidak kompromi. Jika nanti mereka kembali nyinyir, bisa-bisa mereka ditendang dari anggota DPR. Jadi mereka lebih memilih diam.
Disaat lawan-lawan Jokowi bungkam, Amien Rais nyari panggung. Amien Rais terus memberikan komentar miringnya ke Jokowi. Sebelumnya, Amien Rais menuduh Jokowi menyerobot dana haji untuk pembangunan infrastruktur. Padahal, tujuan Jokowi adalah agar pengelolaan haji mendapat untung yang maksimal sehingga bisa membantu pemerintahan. Selanjutnya, Jokowi nyinyir dengan kata gebuk yang dilontarkan oleh Jokowi. Amien Rais berkata:
“(Kata) Gebuk tidak boleh lagi keluar dari lisan seorang presiden apalagi memerintahkan Kapolri untuk tidak banyak pertimbangan. ‘Gebuk saja, kalau ada kelompok yang anti konstitusi, anti NKRI yang memecah belah rakyat’. Wah amat mengagetkan,” ungkap Amien Rais
Luar biasa. Amien Rais merasa dirinya lebih bijak dan pintar dibanding Jokowi. Persis seperti Anies, tiba-tiba Amien sok menjadi orang yang sangat bijaksana dan memiliki anggah-ungguh. Padahal, kita menolak lupa siapa orang dibalik lengsernya Gus Dur.
Berbeda dengan Fahri Hamah dan Fadli Zon yang masih punya kepentingan di DPR, Amien Rais tidak punya posisi lagi di pemerintahan sehingga tak perlu takut untuk terus menyerang Jokowi. Saya berharap, secepatnya Jokowi memiliki taktik jitu untuk membungkan Amien Rais. Jika dibiakan terus, akan berpotensi memicu kegaduhan di Indonesia.
Oleh: Saefudin Achmad, Seword.com