FAKTA INDONESIA - Penahanan Basuki T Purnama alias Ahok dipindah ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Gelombang aksi massa yang terus berdata...
FAKTA INDONESIA - Penahanan Basuki T Purnama alias Ahok dipindah ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Gelombang aksi massa yang terus berdatangan dinilai mengganggu situasi di Rutan Cipinang.
Ternyata massa tidak berhenti. Mereka tetap berdemo di markas Brimob. Karangan bunga juga terus berdatangan. Tuntutan tetap sama, 'keluarkan Ahok dari tahanan'.
Salah satu peserta aksi Nurhayati datang jauh-jauh dari kediamannya di Pluit, Jakarta Utara. Wanita 62 tahun itu memakai kaos hitam bertuliskan 'Pelayan Gue Basuki- Djarot'.
"Saya rela ditahan demi Ahok. Saya rela ditembak," teriak Nurhayati yang sehari-hari berjualan minuman di Muara Angke, Rabu (10/5).
Ibu beranak tiga ini mengaku sudah sejak Senin (8/5) malam berangkat dari rumahnya. Dia bahkan rela bermalam di pinggir jalan untuk memberikan dukungan. "Semalam tidur di pinggir jalanan busway," akunya.
Untuk urusan perut, dirinya mengaku tidak kesulitan. Bahkan dia mengaku tidak punya rasa lapar dan haus. "Enggak ada rasa lapar. Kita enggak dibayar seribu perak juga. Kita perlu pelindung. Ahok lah orangnya," tegas Nurhayati.
Dia rela tidak berjualan sejak beberapa bulan lalu karena mengawal sidang Ahok. "Tabungan saya Rp 6 juta habis buat modal enam bulan kawal sidang," ungkapnya.
Dia dan keluarganya mengaku sangat kehilangan Ahok. Menurutnya, Ahok adalah pemimpin yang baik dan jujur. Berbagai kebijakannya meski terkesan kasar justru demi kesejahteraan warga ibu kota.
"Selama ini mana ada gubernur kayak dia. Punya KJP, ngurus RT RW gampang. Urusan kematian dan rumah sakit juga gampang," tandasnya.(merdeka.com/FAKTAINDONESIA)
Ternyata massa tidak berhenti. Mereka tetap berdemo di markas Brimob. Karangan bunga juga terus berdatangan. Tuntutan tetap sama, 'keluarkan Ahok dari tahanan'.
Salah satu peserta aksi Nurhayati datang jauh-jauh dari kediamannya di Pluit, Jakarta Utara. Wanita 62 tahun itu memakai kaos hitam bertuliskan 'Pelayan Gue Basuki- Djarot'.
"Saya rela ditahan demi Ahok. Saya rela ditembak," teriak Nurhayati yang sehari-hari berjualan minuman di Muara Angke, Rabu (10/5).
Ibu beranak tiga ini mengaku sudah sejak Senin (8/5) malam berangkat dari rumahnya. Dia bahkan rela bermalam di pinggir jalan untuk memberikan dukungan. "Semalam tidur di pinggir jalanan busway," akunya.
Untuk urusan perut, dirinya mengaku tidak kesulitan. Bahkan dia mengaku tidak punya rasa lapar dan haus. "Enggak ada rasa lapar. Kita enggak dibayar seribu perak juga. Kita perlu pelindung. Ahok lah orangnya," tegas Nurhayati.
Dia rela tidak berjualan sejak beberapa bulan lalu karena mengawal sidang Ahok. "Tabungan saya Rp 6 juta habis buat modal enam bulan kawal sidang," ungkapnya.
Dia dan keluarganya mengaku sangat kehilangan Ahok. Menurutnya, Ahok adalah pemimpin yang baik dan jujur. Berbagai kebijakannya meski terkesan kasar justru demi kesejahteraan warga ibu kota.
"Selama ini mana ada gubernur kayak dia. Punya KJP, ngurus RT RW gampang. Urusan kematian dan rumah sakit juga gampang," tandasnya.(merdeka.com/FAKTAINDONESIA)